Tanggal 26 Februari 2016 kami mendengar berita yang sangat memilukan yang menimpa sahabat kami di Polres Malawi kalimantan Barat. Entah apa yang terjadi sebelumya diberitakan bahwa sang ayah membunuh kedua anaknya yang masih kanak-kanak dan memotong beberapa bagian tubuhnya. berita ini menggemparkan seantero Indonesia. Berita begitu cepat menyebar baik melalui media sosial, media elktronik maupun media lainnya. Seperti biasa banyak komentar dari para pamirsa, pengamat, dan para ahli. sebagian besar komentarnya menyalahkan,menghakimi dan mencari kambing hitam. sangat sedikit komentar yang sifatnya memberi masukan positif, adapun diawali dengan komentar yang negatif. okelah saya juga tidak mau berdebat dengan siapa yang berkomentar negatif atau positif walaupun sempat agak sebal dengan salah satu komentar rekan di media sosial. kita tidak bisa mengontrol orang mau berkomentar seperti apa.
Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 23 Februari saya dan teman-teman di Bagian Psikologi Biro SDM Polda Lampung melaksanakan pelayanan psikologi berkala, dan ini sudah menjadi tugas rutin kami. saat itu kami mendahului pelayanan dengan memberikan ceramah kesehatan mental tentang mengenali gejala dan gangguan depresi guna menghindari perilaku bunuh diri pada anggota Polri di Polda Lampung. materi ini penting kami berikan sebab beberapa bulan terakhir telah terjadi beberapa kasus bunuh diri anggota Polri di beberapa Polda termasuk Polda Lampung. Selanjutnya kami melakukan pemeriksaan psikologi alias psikotes terhadap anggota yang mengajukan ijin memegang senjata api, dilanjutkan dengan konseling terhadap anggota yang memiliki permasalahan. Setelah kegiatan saya iseng-iseng upload kegitan saya di akun fb dan saya memberi judul "polisi juga manusia" dan cukup memperoleh respon dari rekan-rekan.
maksud saya menulis Polisi juga manusia adalah untuk mengingatkan rekan-rekan saya seluruh anggota Polri bahwa diri mereka sama dengan orang lain. Jika orang lain bisa merasa lelah maka mereka sebagai polisi bisa capek, jika orang lain bisa stres maka merrka juga bisa. Polisi juga manusia, punya rasa punya hati sehingga ia bisa mengenal apa yang terjadi pada dirinya. Dengan ia menenal dirinya maka diharapkan ia mudah mengenali lingkungannya karena yang terjadi dilingkungan akan berpengaruh juga terhadap dirinya. Intinya setiap anggota Polri mampu mengenali kelebihan dan kelemahannya baik secara fisik maupun mental. Hal yang lebih penting lagi adalah setiap angota Polri tidak boleh malu untuk datang meminta bantuan ketika memiliki masalah, bantuan bisa diperoleh dari rekan kerja, atasan maupun bantuan secara profesional seperti psikolog dan dokter. Dinas sudah memberikan fasilitas untuk pelayanan tersebut, namun jika saya hitung setiap bulan yang datang melakukan konseling bisa dihitung dengan tangan. fasilitas lain juga sudah disipakn seperti konseling online namun tetap saja belum bisa meningkatkan kesadaran anggota untuk mau melakukan konseling. tahun ini saya sebagai Kabag Psikologi meluncurkan pelayanan mobile, untuk mendukung kegiatan ini kami telah memiliki kendaraan dinas yang digunakan untuk mendatangi langsung anggota sampai ke Polsek-Polsek.
Kejadian kemarin dan kejadian beberapa waktu lalu membeikan kami lecutan dan motivasi untuk semakin meningkatkan pelayanan psikologi kepada anggota. semoga setiap anggota Polri di Polda Lampung dan juga keluarganya semakin memiliki kesadaran dan menganggap bahwa konseling adalah satu kebutuhan yang sama pentingnya seperti ketika ia merasa sakit dan langsung pergi ke dokter.
Semoga kejadian yang sama atau kejadian lain yang merugikan diri dan organisasi tidak terjadi lagi. Amin