IBG. Adi Putra Yadnya, M. Psi
Kabag Psikologi Biro SDM Polda Lampung
Indahnya saat bertemu pertama kali dengan seseorang yang
disukai adalah pengalaman yang sulit terlupakan. Jika perasaan suka ini mendapat
respon atau penerimaan dari orang yang kita sukai tersebut maka terjadilah
hubungan pacaran. Saat pertama kali bertemu
yang mengesankan adalah hal-hal yang menarik atau sesuatu yang terlihat
bagusnya saja. Setiap orang ingin
menampilkan kesan yang baik agar orang menjadi terkesan dan menyukainya. Kesan
yang diperoleh seseorang untuk menjadi tertarik dengan pasangannya pada awalnya
sebagian besar dipengaruhi oleh ketertarikan secara fisik, setelah terjadi
interaksi sosial akan muncul ketertarikan dari aspek-aspek yang lain seperti,
emosi, sikap, ataupun kepribadiannya. Interaksi interpersonal yang berawal dari
sebuah ketertarikan dapat berkembang menjadi kecocokan dari masing-masing
pasangan. Perasaan cocok ini kemudian akan menjadi salah satu pendorong dari
seseorang untuk memutuskan membangun rumah tangga melalui pernikahan. Jika ini
berlangsung sepanjang hidup hal ini adalah sesuatu yang luar biasa, namun dalam
kenyataannya terkadang berumah tangga tidaklah seindah apa yang dibayangkan
ketika berpacaran. Seiring dengan berjalannya waktu satu persatu kelemahan
pasangan mulai muncul, misalnya kelemahan dalam bentuk, sikap, perilaku atau
sifat tertentu yang tidak muncul sebelumnya. Kelemahan atau keterbatasan yang
ada dapat membuat kebanggan terhadap pasangan menjadi berkurang.
Bagaimana kita dapat mengenali faktor-faktor yang menyebabkan
munculnya perasaan kurang bangga terhadap pasangan?
Kita tidak dapat memastikan satu faktor utama yang
menyebabkan munculnya perasaan tersebut. Untuk sampai pada perasaan tersebut
memerlukan proses sampai terbentuk
sebuah perilaku bahwa seseorang menjadi tidak menghargai pasangannya lagi seperti
ketika awal bertemu. Kita dapat memulai dari melihat adanya perubahan-perubahan
kecil dalam interaksi antar pasangan. Perubahan ini tidak selalu sesuatu yang
besar, bisa saja hal-hal sepele yang kadang luput dari perhatian, namun jika
dibiarkan akan memunculkan masalah yang besar akibat akumulasi dari
permasalahan sepele tadi. Kita bisa melihat perbandingan intensitas pasangan
untuk melakukan hal-hal yang dilakukan ketika awal pernikahan atau ketika masih
berpacaran dengan situasi rumah tangga saat ini. Misalnya semakin jarang
mengucapkan “terimakasih” atas apa yang dilakukan pasangannya. Mulai melupakan
hari-hari yang memiliki arti khusus. Amati bagaimana perubahan sikap secara
umum, bagaimana caranya memberikan respon. Dalam hal ini akan terjadi proses
belajar, yakni ketika sebuah tindakan tidak memperoleh respon yang diharapkan
maka tindakan itu cenderung tidak akan dilakukan kembali. Misalnya pasangan
mengatakan “terimakasih”, tapi tidak memperoleh balasan atau jawaban dari
pasangannya maka tingkah laku mengucapkan “terimakasih” tidak akan dilakukan
lagi. Perubahan lain dapat berkembang menjadi lebih kompleks, misalnya
masing-masing pasangan sudah mulai saling menilai kelemahan pasangannya,
penilaiannya bisa dari fisik, sifat, sikap, serta kepribadian secara umum.
Perubahannya dapat berbeda-beda untuk setiap pasangan, tergantung dari model
interaksinya.
Faktor apa saja yang menyebabkan seseorang menjadi tidak
bangga lagi dengan pasangannya ?
- Adanya ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Apa yang diharapakan ketika sedang berpacaran dahulu ternyata tidak sesuai dengan realita saat berumah tangga. Cita-cita yang ingin dicapai ternyata sangat sulit diwujudkan, misalnya salah satu pasangan tidak konsisten terhadap komitmennya dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Energy dan semangat yang dimiliki tidak sama seperti ketika merancanakan rumah tangga.
- Adanya penilaian akan keterbatasan kapasitas pasangannya untuk melakukan upaya mewujudkan keinginan pasangannya. Hal ini mencerminkan mulai memudarnya pengharggaan dan kebanggan terhadap pasangan. Disisi lain penilaian ini akan menurunkan kepercayaan terhadap pasangan dan tentu akan berpengaruh terhadap harga diri. Siapapun ketika merasa harga dirinya terancam akan bertindak untuk melindunginya.
- Perubahan fisik. Salah satu pasangan merasa tidak puas dengan penampilan fisik pasangannya. Ketika pertama kali bertemu faktor fisik yang menarik menjadi kekuatan seseorang untuk menyukai pasangannya, seiring dengan berjalannya waktu tentu terjadi perubahan yang signifikan terhadap fisik. Hal ini bisa mengurangi kebanggaan seseorang terhadap pasangannya.
- Adanya perubahan perilaku. Kadang terjadi perubahan perilaku yang tak terduga yang tidak ditemui ketika masa berpacaran dahulu. Perilaku ini dapat muncul saat seseorang tidak mampu menghadapi tekanan. Ketika seseorang menghadapi tekanan akan menimbulkan kecemasan, untuk mengatasi kecemasan biasanya muncul perilaku tertentu yang merupakan bentuk mekanisme pertahanan dirinya. Misalnya muncul perilaku “ngeyel” keika diberikan saran atau kritik, yang mungkin pada saat pacaran tidak ditemui.
Apa dampaknya jika kebanggaan terhadap pasangan mulai memudar
?
Berkurangnya kebanggan terhadap pasangan akan berpengaruh
terhadap interaksi interpersonal antara suami dan istri. Interaksi menjadi
kurang hangat dan aktivitas yang
dilakukan menjadi kurang bermakna. Kebanggan itu sendiri salah satunya dapat
dilihat dari seberapa besar makna keberadaan seseorang ditengah pasangannya.
Hilangnya kebanggaan terhadap pasangan akan mempengaruhi kualitas sikap saling menghargai,
hal ini juga dapat menjadi model perilaku yang kurang baik bagi perkembangan
anak. Ia akan melihat apa yang dilakukan oleh orang tuanya dan perilaku
tersebut akan ditiru dalam proses interaksi sosialnya. Kesimpulannya, hilangnya
rasa bangga terhadap pasangan berarti hilangnya harapan. Harapan merupakan energi
yang mendorong seseorang untuk berusaha dan bekerja keras untuk meraih apa yang
diinginkan. Jadi kehilangan rasa bangga terhadap pasangan bisa berarti
hilangnya tujuan hidup yang dicita-citakan bersama. Jika hal ini terjadi maka
keharmonisan rumah tangga akan terganggu dan pada akhirnya jika tidak segera
tertangani akan mengancam kelangsungan rumah tangga itu sendiri.
Bagaimana agar rasa bangga terhadap pasangan itu tetap tumbuh
dan terpelihara?
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memelihara rasa
bangga terhadap pasangan yaitu:
- Fokus pada kelebihan pasangan; setiap orang dilahirkan dengan kelebihan dan kekurangannya. Terkadang yang lebih ditonjolkan ketika dalam situasi yang tidak menyenangkan adalah kelemahan dari pasangan. Ubahlah dengan cara memberi perhatian yang lebih pada potensi baik serta kekuatan yang dapat dikembangkan.
- Fokus pada tujuan hidup bersama; sadari bahwa dalam membina sebuah rumah tangga tidak hanya pengalaman menyenangkan yang akan ditemui namun juga hal-hal yang tidak menyenangkan, apapun tantangan atau hambatannya upayakan tidak mengganggu proses pencapaian tujuan hidup bersama.
- Miliki waktu untuk berbicara dengan pasangan; setiap pasangan wajib memiliki waktu khusus untuk berbicara mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi bersama. Beri kesempatan pasangan menyampaikan keinginan dan harapan, keluhan dan hal-hal penting lainnya. Disisi lain Kadang seseorang ingin dimengerti oleh pasangannya tanpa harus berbicara, namun yang terbaik adalah setiap pasangan mampu berbicara sekaligus memiliki kesediaan untuk mendengarkan.
- Berpikir positif; mudah untuk diucapkan namun sulit dilaksanakan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan rasa syukur terhadap apapun yang diperoleh saat ini. Jika kekurangan pasangan tidak mampu diubah, misalnya karena keterbatasan fisik, maka yang disyukuri adalah kelebihan yang dapat dilakukannya, bukan menonjolkan kelemahannya. Jika terjebak pada kelemahan pasangan yang sulit untuk diubah, energi yang tersita untuk memikirkan hal tersebut sangat besar, akan lebih baik jika energi besar tersebut diarahkan pada apa yang mungkin dilakukan.
- Berikan penghargaan terhadap pasangan; sekecil apapun upaya yang dilakukan oleh pasangan jangan ragu untuk memberi apresiasi. Perasaan canggung dalam memberi pujian atau sekedar berbasa-basi dengan pasangan terkadang muncul, hal ini sebenarnya menghambat upaya untuk menumbuhkan perasaan saling menghargai dan kepedulain terhadap pasangan. Terkadang hal-hal kecil yang tidak disadari dapat menjadi perekat hubungan karena keunikannya. Jadi penghargaan diberikan tidak harus ketika pasangan melekukan hal-hal yang besar manfaatnya, penghargaan dapat diberikan kepada pasangan dari hal terkecil.
- Melakukan konsultasi; jika merasa memerlukan pihak lain, jangan ragu mencari bantuan professional untuk membantu mencari alternatif dari masalah yang dihadapi, anda dapat melakukan konseling pada lembaga resmi yang terpercaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar